9 Hal yang Harus Anda Ketahui Tentang Paus Benediktus XVI

Sebagai mantan kepala Gereja Katolik seluruh dunia, Paus Benediktus XVI pernah menjadi pemimpin spiritual bagi lebih dari satu miliar orang. Namun teolog kenamaan itu mengumumkan pensiun dini pada tanggal 11 Februari 2013 karena faktor usia.

Berikut adalah sembilan hal yang harus Anda ketahui tentang Joseph Aloisius Ratzinger atau Paus Benediktus XVII.

1. Benediktus XVI adalah paus ke-265 dan yang pertama mengundurkan diri dalam kurun waktu lebih dari 600 tahun.

2. Benediktus XVI terpilih sebagai paus pada usia 78 tahun 3 hari. Dia adalah orang tertua kelima yang terpilih sebagai paus sejak tahun 1670. Empat lainnya adalah Klemens X di usia 79 tahun 290 hari (1670), Alexander VII di usia 79 tahun 177 hari (1667), Paulus IV di usia 78 tahun 330 hari (1555), dan Klemens XII di usia 78 tahun 100 hari (1730).

3. Lahir sebagai Joseph Ratzinger. Dia berusia enam tahun ketika Nazi berkuasa di tanah kelahirannya di Bavaria, Jerman. Meskipun keluarganya sangat anti-Nazi, dia sempat dipaksa—seperti semua remaja Jerman—untuk bergabung dengan Pemuda Hitler. Pada tahun 1943, saat masih di seminari, ia direkrut menjadi korps anti-pesawat Jerman sebagai prajurit anak angkatan udara, meskipun ia membelot dua tahun kemudian. Selama menjadi korps anti-pesawat, Ratzinger tidak pernah sekalipun melepas tembakan. Pada tahun 1945, setelah pembelotannya, ia dikenali sebagai tentara Jerman oleh Amerika dan dikirim ke kamp tawanan perang di dekat kampung halamannya. Dia dibebaskan beberapa bulan kemudian dan kembali ke seminari.

70 Tahun Imamat Paus Benediktus XVI

4. Setelah ditahbiskan sebagai imam Katolik pada tanggal 29 Juni 1951, Ratzinger menjadi teolog akademis. Dia memiliki karir yang panjang sebagai akademisi, menjabat sebagai profesor teologi di beberapa universitas Jerman, sebelum diangkat menjadi kardinal pada tahun 1977. Sebelum promosi, Ratzinger memiliki pengalaman pastoral yang relatif sedikit.

5. Pada tahun 1976, ia menyarankan agar Pengakuan Iman atau Aku Percaya versi Augsburg dipertimbangkan dan mungkin dapat diakui juga sebagai pernyataan iman Katolik. Pengakuan iman atau Aku Percaya versi Augsburg ini sebenarnya adalah pengakuan utama dari iman Gereja Lutheran dan juga adalah salah satu dokumen terpenting dari reformasi Lutheran. Razinger kemudian menarik kembali usulannya ini karena perbedaan mendasar antara Katolik dan Lutheran tentang pembenaran.

6. Pada tahun 2001, Ratzinger meyakinkan Yohanes Paulus II untuk menempatkan Kongregasi untuk Doktrin Iman—kantor Vatikan yang diawasi Ratzinger—yang bertanggung jawab atas semua investigasi dan kebijakan seputar pelecehan seksual untuk memerangi pelecehan seksual dalam gereja secara lebih efisien. Tentang hal ini, John L. Allen, Jr., jurnalis di Vatican pernah mengatakan,”

Bagaimanapun, Ratzinger sangat teliti dalam mempelajari file-file itu, menjadikannya salah satu dari sedikit anggota gereja di mana pun di dunia yang telah membaca dokumentasi tentang hampir setiap imam Katolik yang pernah dituduh melakukan pelecehan seksual. Ini yang membuat Ratzinger menjadi sangat akrab dengan rincian persoalan yang tidak pernah bisa ditandingi oleh tokoh lain di dalam gereja Katolik. Didorong oleh perjumpaannya dengan apa yang kemudian dia sebut sebagai “kotoran” dalam gereja, Ratzinger tampaknya telah mengalami hal yang dapat disebut sebagai “pengalaman pertobatan” sepanjang tahun 2003-2004. Sejak saat itu, Ratzinger dan para stafnya tampak didorong oleh semangat seorang zelot untuk membersihkan berbagai kotoran dan kekacauan itu. Dari lebih dari 500 kasus yang ditangani Kongregasi untuk Ajaran Iman sebelum pemilihan Benediktus menjadi paus, sebagian besar dikembalikan ke uskup lokal. Para uskup lokal diberi kewenangan untuk segera menangani kasus imam yang dituduh melakukan pelecehan seksual. Tidak perlu melalui pengadilan kanonik dan tidak perlu ada proses yang panjang. Para imam itu dibebaskan saja dari pelayanan dan pemberhentian dari imamat. Dalam sejumlah kasus yang lebih terbatas, kongregasi meminta pengadilan kanonik, dan dalam beberapa kasus kongregasi memerintahkan agar imam dipekerjakan kembali.

7. Selama menjadi kardinal, para pengritik Katolik liberal menjuluki Ratzinger sebagai “Anjing Rottweiler Allah” karena posisi dan tindakan konservatifnya, misalnya penolakannya terhadap homoseksualitas dan pernikahan sesama jenis, pendisiplinannya terhadap teolog pembebasan Amerika Latin, dan kecamannya terhadap para imam dari Asia yang memandang agama-agama non-Kristen sebagai bagian dari rencana Allah bagi umat manusia.

8. Ratzinger telah menulis 69 buku. Buku pertamanya yang terbit pada tahun 1966 diberi judul Theological Highlights of Vatican II. Dan buku paling akhir yang ditulis Benediktus XVI tahun 2020 berjudul From the Depths of Our Hearts: Priesthood, Celibacy and the Crisis of the Catholic Church.

9. Sebenarnya Ratzinger tidak benar-benar ingin menjadi paus. Pada tahun 1997, pada usia 70 tahun, dia meminta izin kepada Paus Yohanes Paulus II untuk menjadi arsiparis di Arsip Rahasia Vatikan dan pustakawan di Perpustakaan Vatikan. Permintaan itu ditolak Paus Yohanes Paulus II. Pada saat pemilihannya sebagai paus, Ratzinger yang telah lama berharap agar bisa pensiun dengan damai tetapi malah terpilih, lalu mengatakan, “Pada titik tertentu, saya berdoa kepada Tuhan ‘tolong jangan lakukan ini kepada saya’ … tetapi ternyata kali ini Tuhan tidak mendengarkan doa saya.”

Sekali lagi, BAPA SUCI PAUS BENEDIKTUS XVI, SELAMAT MERAYAKAN 70 TAHUN IMAMAT. TUHAN MEMBERKATIMU.

Adven Bunda Maria Bunda Maria dari Fatima Doa Katolik dosa dosa berat dosa ringan hari minggu gaudete homili Katolik homili paus fransiskus Katekese keberanian kebijaksanaan Kesaksian Keuskupan Agung Jakarta keutamaan keutamaan Katolik keutamaan keadilan keutamaan keberanian keutamaan kebijaksanaan keutamaan moral keutamaan teologis martir masa adven Mgr. I. Suharyo minggu palma nafsu seks nama baptis oscar romero paroki tomang paus fransiskus pekan suci pengendalian diri perayaan ekaristi politik Katolik puasa rabu abu rekoleksi renungan Katolik Salib Santo Oscar Romero tanda salib tujuh dosa mematikan tujuh dosa pokok Vatican

5 Hal Penting di Hari Perayaan ke-70 Tahun Imamat Paus Benediktus XVI

Tanggal 29 Juni 2021, Paus Emeritus Benediktus XVI merayakan 70 tahun imamat. Paus Benediktus XVI atau yang nama aslinya Joseph Aloisius Ratzinger ditahbiskan pada tanggal 29 Juni 1951 di Bavaria bareng kakaknya sendiri, Georg Ratzinger. Keduanya menerima tahbisan imamat dari tangan Michael von Faulhaber, Uskup Agung Munich.

Setelah menerima tahbisan imamat, Ratzinger tenggelam dalam karier akademik, mulai dengan studi-studi lanjut dan kemudian menjadi pengajar dan teolog kenamaan dalam Gereja Katolik. Sejak tahun 1950-an akhir, Ratzinger ditempatkan sebagai salah satu teolog terkemuka. Di tahun 1958 dia dikukuhkan sebagai guru besar bidang teologi, di usianya yang baru 31 tahun.

Setelah berkarier sebagai pengajar teologi di beberapa universitas di Jerman, Ratzinger diangkat sebagai Uskup Agung Munich dan Freising dan diangkat sebagai Kardinal oleh Paus Paulus VI di tahun 1977. Pengangkatan ini dianggap sebagian orang sebagai aneh karena Ratzinger dianggap memiliki pengalaman pastoral yang sangat minim pada waktu itu.

Di tahun 1981, Ratzinger diangkat sebagai Prefek dari Kongregasi bagi Ajaran Iman, salah satu departemen yang paling penting dalam Kuria Roma. Sejak tahun 2002 sampai terpilih sebagai Paus pada tahun 2005, Ratzinger adalah Kepala Dewan Kardinal di Vatican.

Dalam perayaan 70 tahun imamat tanggal 29 Juni 2021 ini, Uskup Georg Ganswein, sekretarisnya Benediktus XVI dan timnya telah menyiapkan sebuah kejutan perayaan.

Empat dari lima hal berikut dikatakan Mgr. Ganswein kepada para wartawan menjelang perayaan imamat ke-70 Benediktus XVI. Sementara 1 hal lagi berhubungan dengan penyelenggaraan pameran foto dan lukisan.

1. Tentang hari di mana Ratzinger ditahbiskan di tahun 1951, Mgr. Ganswein mengatakan, “Dia [Joseph Ratzinger] masih mengingat dan mengenang betapa upacara tahbisan di hari itu berlangsung sangat panjang. Dia juga masih mengingat dengan baik bagaimana Kardinal Faulhaber denan cara yang sangat bermartabat bersedia menahbiskan dirinya. Kardinal Faulhaber yang lebih tua dan sangat bergengsi mau menahbiskan dirinya. Joseph Ratzinger juga mengingat betapa Kardinal Faulhaber memiliki kesan yang sangat positif padanya. Ziarah hidupnya sebagai seorang imam diawali dengan tahbisan suci di tanggal 29 Juni 1951 itu.”

2. Bagi Joseph Ratzinger, perayaan misa adalah bagian terpenting dalam hidupnya sebagai imam. Dan sekarang, Benediktus XVI tidak bisa berdiri atau berjalan. Dia hanya bisa duduk di kursi roda. Tentang hal ini, Mgr. Ganswein mengatakan, “Sayangnya, dia [Joseph Ratzinger] tidak bisa tahan berdiri selama setengah jam itu. Dia merayakan Misa dengan cara duduk di kursi roda di sebelah altar, sementara saya bertindak sebagai selebran utama. Sejak ditahbiskan sebagai imam 70 tahun yang lalu, Joseph Ratzinger tidak pernah absen merayakan misa.”

3. Menyambut perayaan imamat 70 tahun, mereka yang tinggal bersama Benediktus XVI di Biara Mater Ecclesiae di Vatican telah mempersiapkan kejutan acara. Kata Mgr. Ganswein, “Benedict XVI masih belum tahu akan ada acara untuk dia. Tapi kami sudah menyiapkan kejutan untuknya. Bagi Benediktus XVI, kejutan selalu berkaitan dengan liturgi. Untuk itu, kami telah mengundang sekelompok mantan anggota paduan suara dari Regensburg. Para anggota paduan suara ini dulunya pernah belajar menyanyi bersama kakak kandung dari Benediktus XVI sendiri yang juga seorang imam dan konduktor koor kawakan. Sekarang para anggota paduan suara itu berusia antara 40 dan 60 tahun. Beberapa dari mereka akan bernyanyi di kapel selama misa perayaan 70 tahun imamat Benediktus XVI.”

4. Tentang keadaan paling akhir dari Benediktus XVI, kata Mgr. Ganswein, “Paus Emeritus kini berusia 94 tahun dan secara fisik sangat lemah. Keadaannya sudah sangat rapuh. Tapi syukur kepada Tuhan, pikirannya berfungsi dengan sangat baik, tidak ada masalah. Suaranya juga sudah sangat lemah. Dia mengalami kesulitan dalam berbicara. Meskipun demikian, dia selalu bersemangat. Dia selalu mengatakan, ‘Saya mengawali hariku bersama Tuhan dan mengakhiri hari juga bersama Tuhan. Kita akan lihat sampai berapa lama keadaan ini akan bertahan.’”

5. Penyelenggaraan pameran karya-karya seni dan lukisan. Salah satu kegiatan dalam memeriahkan perayaan 70 tahun imamat Benediktus XVI adalah penyelenggaraan pameran foto dan lukisan Benediktus XVI di pameran bernama “Pameran Roma”. Foto-foto dan lukisan-lukisan Benediktus XVI akan ditata secara seni oleh Albano Poli, seorang seniman liturgi dalam pameran berjudul Cooperatores Veritas. Ungkapan Cooperatores Veritas sebenarnya adalah motto episkopalnya Joseph Ratzinger sendiri. Foto-foto dan lukisan-lukisan Benediktus XVI akan dipajang di Galleria Arte Poli, di Borgo Vittorio 88 di Roma. Pameran itu sendiri akan berlangsung sampai tanggal 22 Desember 2021 dan dapat disaksikan juga secara virtual.

Selamat merayakan 70 Tahun Imamat kepada Joseph Ratzinger alias Paus Benediktus XVI. Sehat dan bahagia selalu. Tuhan Yesus memberkati!

Adven Bunda Maria Bunda Maria dari Fatima Doa Katolik dosa dosa berat dosa ringan hari minggu gaudete homili Katolik homili paus fransiskus Katekese keberanian kebijaksanaan Kesaksian Keuskupan Agung Jakarta keutamaan keutamaan Katolik keutamaan keadilan keutamaan keberanian keutamaan kebijaksanaan keutamaan moral keutamaan teologis martir masa adven Mgr. I. Suharyo minggu palma nafsu seks nama baptis oscar romero paroki tomang paus fransiskus pekan suci pengendalian diri perayaan ekaristi politik Katolik puasa rabu abu rekoleksi renungan Katolik Salib Santo Oscar Romero tanda salib tujuh dosa mematikan tujuh dosa pokok Vatican